Liputan6.com, Jakarta Pembangunan bandara di Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sudah ada sejak KSB berdiri.
Rencana tersebut diperkuat dengan disahkannya Perda Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumbawa Barat.
Adanya isu yang coba memperkeruh suasana dengan mengatakan kenapa rencana pembangunan bandara di Desa Kiantar baru saat ini dilaksanakan adalah blunder fatal yang seolah-olah tidak mengetahui informasi dan perjalanan pembangunan KSB dari tahun ke tahun.
Bupati Sumbawa Barat, W. Musyafirin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat tidak main-main dalam ikhtiar membangun daerah ini.
“Rencana pembangunan bandara itu sudah ada sejak KSB berdiri dan ditindaklanjuti dengan disahkannya Perda Nomor 2 Tahun 2021. Apabila sudah berbicara Perda tentu sudah memalui kajian yang matang,” kata Musyafirin, Selasa (18/5/2021).
“Saya masih ingat waktu itu anggota DPRD KSB Saleh Mantar (alm) adalah salah seorang yang menginisiasi pembangunan bandara di desa kelahirannya. Kini harapan dari almarhum untuk melihat desanya maju lewat pembangunan bandara itu akan tercapai,” ujar bupati dua periode tersebut.
Selain itu, Musyafirin menegaskan bahwa pembangunan bandara di Desa Kiantar tidak menggunakan seper pun uang negara, semuanya murni berasal dari investor yang ingin melihat KSB maju.
“Tidak ada sepeser pun uang negara kita gunakan, anggaran pembangunan bandara di Desa Kiantar murni datang dari investor. Perlu diingat bahwa mendatangkan investor untuk membangun daerah sangatlah susah, saya sudah mengalaminya,” kata Musyafirin.
“Kami pernah bertemu dengan calon investor yang ingin membangun bandara dari berbagai negara, terakhir dari Brunei Darussalam, namun hasilnya nihil. Sekarang ada investor yang ingin berinvestasi dan membangun daerah lantas kita menolaknya, saya rasa itu adalah langkah konyol serta di luar nalar pikir,” imbuh dia.
Mendatangkan investor adalah pekerjaan berat, butuh kepercayaan yang kuat bagi investor untuk berinvestasi di daerah ini. Itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, butuh leadership yang kuat dan betul-betul orang yang berintegritas untuk bisa mewujudkannya.
Banyak pihak yang menginginkan bandara di Desa Kiantar segera dibangun, karena mereka telah melihat manfaat suatu daerah memiliki bandara, seperti halnya yang terjadi saat pembangunan bandara internasional Bizam (Lombok), waktu itu masyarakat menentang dengan keras. Buat apa dibangun padahal bandara yang lama masih ada, namun kini masyarakat yang sempat menolak merasakan manfaatnya.
Perekonomian maju, usaha penginapan menjamur, hasil-hasil kerajinan tradisional berkembang, usaha travel membawa keuntungan menjanjikan tak ketinggalan usaha kios-kios dan pedagang kaki lima mendapat rezeki dari keberadaan bandara.
Bupati Sumbawa Barat Musyafirin diakhir wawancaranya mengulang apa yang pernah disampaikan dalam sambutannya sewaktu salat Idul Fitri 1442 H/2021 M, bahwa Bandara ini nantinya dihajatkan untuk membuka akses yang selama ini menjadi pekerjaan rumah besar Kabupaten Sumbawa Barat.
“Pariwisata yang terhampar dari ujung Poto Tano hingga Sekongkang tidak akan bernilai apa-apa jika para wisatawan enggan berdatangan karena jalur transportasi yang rumit dan melelahkan. Oleh karenanya saya mengharapkan doa dan dukungan seluruh masyarakat KSB. Kita tidak usah lagi berkutat pada pertanyaan apa manfaat dari keberadaan bandara. Hakkulyakin pasti akan mendatangkan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan pembangunan daerah KSB,” tutup Musyafirin.
Sumber : https://www.liputan6.com
Aktivitas budidaya tanaman saat ini banyak dipilih masyarakat untuk mengisi waktu luang di masa pandemi. Melalui kegiatan ini, tanpa Anda sadari budidaya tanaman sayuran di rumah dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Setidaknya ada banyak dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan berkebun tanaman sayuran di rumah, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
Salah satu kontribusi bagi gaya hidup sehat adalah jaminan konsumsi sayuran organik yang lebih mudah dan lebih terjangkau. Hal ini disebabkan proses penanaman sayuran dapat diawasi langsung oleh Anda. Sehingga tidak perlu khawatir akan pestisida atau zat kimia lainnya yang terkandung dalam sayuran yang akan dikonsumsi.
Mengutip laman Trubus, dampak positif lainnya dari budidaya tanaman sayuran di rumah adalah menciptakan kondisi ramah lingkungan. Sampah dapur organik yang tidak terpakai lagi, nantinya bisa didaur ulang menjadi pupuk kompos. Hal ini tentu akan berdampak positif bagi keberlangsungan alam khususnya bagi penurunan karbon dioksida hasil pengolahan sampah konvensional.